Dea Ananda

Dea Ananda
We Are Nam Famiy

Senin, 14 September 2015

Sistem Penyimpanan Berdasarkan Kode Nomor

TUGAS MENGAPLIKASIKAN ADMINISTRASI DI TEMPAT KERJA
Sistem Penyimpanan Berdasarkan Kode Nomor

Disusun
O
L
E
H
XI ADP1
Kelompok IV
Dayu Reja Saputra
Dea Ananda
Ericha Yunia Putri
Thania Maria

Guru Pembimbing : Adelia S.Pd

SMK MANAJEMEN PENERBANGAN PEKANBARU
TP 2015/2016



KATA PENGANTAR



       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Penyimpanan Berdasarkan Kode Nomor ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ms Adelia S.Pd selaku guru Mengaplikasikan Administrasi Di Tempat Kerja yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai sistem penyimpanan yang berdasarkan kode nomor, kekurangan dan kelebihan sistem penyimpanan yang berdasarkan kode nomor
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Pekanbaru, Agustus 2015


Penyusun














DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................
Daftar isi......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A.    Latar Belakang Masalah...............................................................................................
B.     Tujuan Laporan............................................................................................................
BAB II SISTEM PENYIMPANAN BERDASARKAN SISTEM KODE NOMOR..........
A.    Pengertian sistem nomor..............................................................................................
B.     Kegunaan penyimpanan sistem nomor ........................................................................
C.     Macam-macam sistem nomor.......................................................................................
D.    Kelebihan dan kekurangan sistem nomor....................................................................
E.     Indeks..........................................................................................................................
F.      Prosedur penyimpanan.................................................................................................
G.    Susunan penyimpanan..................................................................................................
BAB III SISTEM NOMOR YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN PERATURAN YANG SUDAH LAZIM DIGUNAKAN.............................................................................................................
A.    Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor dewey.................................................
B.     Sistem penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit.....................................................
C.     Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri(urut) ..............................................
Daftar pustaka............................................................................................................................















BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem penyimpanan yang berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama-orang atau nama-badan disebut sistem-nomor(numberic filing system). Hampir sama dengan sistem-abjad yang penyimpanan warkat didasarkan kepada nama,sistem-nomor pun penyimpanan warkat berdasarkan kepada nama,hanya nama di sini diganti dengan kode nomor. Misalnya surat-surat dari dan kepad PT Waringin Kencana akan disimpan pada map bernomor 271,atau kartu Tabanas Badu di beri nomor 27451. Pada sistem-nomor,maka nomor yang diberikan kepada PT Waringin Kencana ataupun Badu selamanya akan tetap sama dan tidak pernah berubah.
           Banyak perusahaaan atau kantor pemerintah yang mempergunakan penyimpanan sistem-nomor,seperti rumah sakit,asuransi,bank,dan lain-lain. Ada yang mempergunakan sistem-nomor karena memang sudah memahami seluk beluk sistem-nomor termasuk keuntungan dan kerugian penggunaannya. Tetapi banyak pula yang hanya sekedarberanggapan bahwa sistem-nomor lebih mudah mengelolanya di banding dengan sistem-abjad,walaupun kartu atau surat yang disimpan tersebut adalah atas nama individu-individu kemungkinan akan lebih mudah di cari bila susunanya menurut nama.
Di samping itu,nomor lebih sukar di ingat disbanding dengan nama. Seorang nasabah Tabanas misalnya,akan lebih ingat namanya dibanding dengan nomor Tabanasnya. Untuk mengingat nomor maka dalam sistem-nomor digunakan juga alat bantu yang di sebut indeks.

B.      TUJUAN

     Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai sistem penyimpanan berdasarkan kode nomor.



BAB II
SISTEM PENYIMPANAN BERDASARKAN KODE NOMOR


A.    PENGERTIAN SISTEM NOMOR
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama orang atau nama badan. Hampir sama dengan sistem penyimpanan abjad yang penyimpanan dokumen berdasarkan nama,sistem nomor pun penyimpanan dokumen berdasarkan nama, hanya disini diganti dengan kode nomor.
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun dengan menggunakan kode angka/nomor.

B.     KEGUNAAN PENYIMPANAN SISTEM NOMOR

Penyimpanan sistem nomor digunakan untuk :
1.Penyimpanan berkas atau dokumen yang kata panggilnyamenggunakan nomor, misalnya bank penyimpanan data nasabahberdasarkan nomor rekening.
2.Penyimpanan surat-surat keputusan dalam suatu organisasi, hal itudikarenakan surat keputusan lebih mudah dikenal dengan nomor surat keputusan3.Pada lembaga pendidikan yang menyimpan dokumen siswanya berdasarkan nomor induk siswa4.Penyimpanan faktur transaksi, yang diurutkan berdasarkan nomor faktur 

C.    MACAM-MACAM SISTEM NOMOR

Di dalam sistem nomor ada 4 macam yaitu:
1.Sistem nomor menurut Dewey (Sistem Desimal / Klasifikasi) .Sistem ini menetapkan kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuksurat yang bersangkutan.
2.Sistem nomor menurut Terminal Digit Didalam sistem ini kode penyimpanandan kode penemuan kembali surat memakai sistem penyimpanan menurutteminal digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan pada nomor urut dalambuku arsip.
 3.Sistem Nomor Middle Digit Sistem ini merupakan kombinasi dari SistemNomor Decimal Dewey dan Sistem Nomor Terminal Digit4.Sistem nomor Soundex (phonetic system)
4. Sistem Soundex (phonetic system) adalahsistem penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dantulisannya atau bunyi pengucapannya hampir bersamaan.
D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN  SISTEM NOMOR



Kelebihan sistem nomor,:
1. Kecepatan dan ketepatan lebih terjamin
2. Sederhana dan mudah dilakukan
3. Nomor folder dapat digunakan sebagai nomor referensi dalamkorespondens
4. Dapat digunakan untuk penyimpanan segala macam surat dandokumen
5. Nomor folder dapat diperluas tanpa batas

Kekurangan sistem nomor:
1. Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk keperluan mengikndeks
2. Banyak nya folder yang dapat digunakan dapat menimbulkan kesulitan
3. Dibutuhkan biaya khusus untuk keperluan mengindeks dan penyediaan ruangan
4. Transposisi angka-angka dapat menyebabkan kesalahan dalam penyimpanan



E.           INDEKS

indeks adalah suatu alat bantu untuk mengetahui nomor file yang diberikan kepada sesuatu koresponden atau bila mana nomor bersangkutan tidak diketahui.
Indeks ini disusun secara alfabetis sehingga mudah dicari.sebenarnya indek ini juga dalam bentuk buku,tetapi sukar ditempatkan penambahannya secara alfabetis.karena itu indeks ini dibuat dalam bentuk kartu,sehingga mudah menambahnya dengan kartu kartu baru dengan tetap memperhatikan susunan abjadnya.
Setiap koresponden (nama)mempunyai kartu indeks.untuk file kartu maka setiap nama akan langsung dibuatkan indeksnya.sedangkan untuk file surat,kartu indeksnya ada 2 (dua) macam ,yaitu :kartu indeks campuran dan kartu indeks nomor.untuk koresponden yang suratnya baru sedikit (kurang dari 5) maka kartu indeknya belum diberi nomor tetapi baru berupa huruf C,yang merupakan singkatan dari kata campuran.sesudah suratnya berjumlah 5 (lima)maka kartu indeks C diganti nomor dengan yang diambilkan dari buku (register).
Umumnya kartu indeks terbuat dari kertas karton manila berukuran 12,5 cm panjang dan 7,5 cm lebar.ukuran kotak indeks pun dapat disesuaikan dengan ukuran kartu indeks.



F.            PROSEDUR  PENYIMPANAN

Langkah-langkah prosedur penyimpanan sistem-nomor hampir sama dengan langkah prosedur penyimpanan sistem abjad,yaitu:
1.      Memeriksa,
2.      Mengindeks,
3.      Mengkode,
4.      Menyortir dan,
5.      Menempatkan.

prosedur ini sama saja baik untuk penyimpanan surat maupun non-surat. Bedanya hanya pada peralatan, mislnya pada penyimpanan surat diperlukan map sedangkan pada penyimpanan non-surat (misalnya kartu) tidak memerlukan map. Pada penyimpanan yang mempergunakan map diperlukan map campuran untuk surat-surat yang jumlahnya belum lebih dari lima, dan kemudian memberikan map individu bagi koresponden yang jumlah suratnya sudah lima. Hal ini tentu saja tidak diperlukan juga pada penyimpanan yang mempergunakan map ordner, misalnya pada penyimpanan kuitansi.


G.         SUSUNAN  PENYIMPANAN


Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor dapat menggunakan penomoran seri atau berurutan. Sistem ini juga disebut sistem nomor serial atau penomoran berkelanjutan, nomornya dimulai dari 1, 2, 3, dan seterusnya atau dapat juga dimulai dari 1000, 1001, dan seterusnya.
 Penomoran surat juga merupakan pemberkasan surat secara angka dengan nomor yang berurutan sesuai dengan tempat surat tersebut. Pada sistem nomor berurutan atau langsung, setiap berkas diberi nomor urut. Bila ada nomor yang hilang dalam sebuah berkas, petugas arsip dengan cepat dapat mengetahui nomor yang hilang. Berkas yang disusun menurut nomor urut juga merupakan pemberkasan yang bersifat kronologis, artinya nomor paling akhir merupakan nomor arsip terkini. Perluasan berkas bernomor urut dapat dilakukan dengan mudah, nomor tambahan cukup ditambahkan pada nomor terakhir.



BAB III
SISTEM NOMOR YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN PERATURAN YANG SUDAH LAZIM DIGUNAKAN

  1. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
  2. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
  3. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit.
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor banyak digunakan di berbagai kantor atau instansi yang penggunanya menggunakan urutan nomor, cth, KTP, No. Rek Bank, Nomor Induk Siswa (NIS), dan penggunaan nomor lain semacamnya.
Contoh:
  • Sekolah                : Nomor Induks Sekolah
  • Perguruan Tinggi   : Nomor Induk Mahasiswa
  • PLN                     : Nomor Rekening Listrik
  • Rumah Sakit         : Nomor Identitas Pasien
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip dengan sistem nomor menggunakan penyimpanan dengan metode nomor tertentu, berikut akan dijelaskan metode-metode tersebut.
Description: arsip sistem nomor
Number Filing System

A . Penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey

            Filing sistem ini diciptakan oleh Malvile Dewey. Sistem ini disebut juga sistem desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan sistem nomor kita perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor/perusahaan.

            Membuat daftar klasifikasi Dewey memerlukan pemikiran yang tajam, karena setiap tingkat permasalahan hanya dibuat 10 masalah saja. Masalah utama terdiri dari 10 masalah. Setiap satu masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Setiap satu sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Oleh karena itu, pengelompokan nama masalah harus benar-benar teliti, sehingga semua masalah surat dapat tercakup semua dalam klasifikasi.
Contoh daftar klasifikasi nomor Dewey.

Masalah utama                      Sub Masalah          Sub-sub Masalah
000 Organisasi
100 Kepegawaian
                                                100 Upah
                                                110 Cuti
                                                                                110 Cuti Melahirkan
                                                                                111 Cuti Sakit
                                                                                112 Cuti Tahunan
200 Keuangan
                                                200 Kredit
                                                210 Pajak
                                                                                210 Pajak Motor
                                                                                211 Pajak Mobil
                                                                                212 PBB
                                                                                213 PPH

            Setelah membuat daftar klasifikasi, hal berikutnya dalam penyimpanan kearsipan adalah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan. Berikut ini adalah jenis perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem Dewey.

1. Filing cabinet
            Diperlukan 10 Laci filing cabinet, kode laci ini sebagai penunjuk masalah utama. Kode laci ini berurutan sebagai berikut.
Laci 1    Kodenya    000
Laci 2    Kodenya    100
Laci 3    Kodenya    200
Laci 4    Kodenya    300
Laci 5    Kodenya    400
Laci 6    Kodenya    500
Laci 7    Kodenya    600
Laci 8    Kodenya    708
Laci 9    Kodenya    800
Laci 10  Kodenya    900

2. Guide
            Setiap masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Maka apabila ada 10 masalah utama berarti ada 100 sub masalah. Oleh karena itu dibutuhkan pula guide sebanyak 100 buah. Untuk Kode guidenya sendiri dapat dilihat sebagai berikut.
Guide 1      Kodenya   000
Guide 2      Kodenya   010
Guide 3      Kodenya   020
Guide 4      Kodenya   030
Guide 5      Kodenya   040
Guide 6      Kodenya   050
Guide 7      Kodenya   060
Guide 8      Kodenya   070
Guide 9      Kodenya   080
Guide 10    Kodenya   090
3. Hanging Folder
            Setiap sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Jika ada 100 sub masalah berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder. Hanging folder ini terletak dibelakang guide. Pada guide 010, terdapat 10 hanging folder yang berkode sebagai berikut.
Hanging folder 1    Kodenya    010
Hanging folder 2    Kodenya    011
Hanging folder 3    Kodenya    012
Hanging folder 4    Kodenya    013
Hanging folder 5    Kodenya    014
Hanging folder 6    Kodenya    015
Hanging folder 7    Kodenya    016
Hanging folder 8    Kodenya    017
Hanging folder 9    Kodenya    018
Hanging folder 10  Kodenya    019

4. Kartu indeks
            Kartu indeks digunakan untuk mencatat setiap surat yang disimpan.

5. Rak sortir
Jumlah rak sortir disesuaikan dengan kebutuhann.

Setelah peralatannya sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah penyimpanan dengan menggunakan sistem ini, prosedurnya adalah sebagai berikut.
  1. Memeriksa berkas. Tahap ini dilakukan dengan memeriksa tanda-tanda perintah penyimpanan arsip, apakan ada tanda 'dep', simpan, dan lain sebagainya.
  2. Mengindeks,  mengindeks dilakukan dengan cara melihat masalah surat tersebut kemudian mencocokan dengan daftar klasifikasi nomor Dewey yang sudah kita buat tadi Jangan lupa untuk membuat kartu indeksnya.
  3. Mengode, memberi kode pada surat dengan nomor klasifikasi Dewey. Contoh: Masalah cuti melahirkan berkode 111.6. Saat memasukan surat ke folder, petugas harus melihat surat ini merupakan surat yang keberapa. Jika di folder sudah ada 6 surat,  berarti surat ini merupakan surat yang ke 7. Sehingga kode surat menjadi 111.6 (surat dimulai dari kode 0 sebagai urutan 1). 
  4. Menyortir, kegiatan ini dilakukan jika jumlah surat sudah banyak.
  5. Menempatkan, tempatkanlah surat di dalam laci berkode 100, dibelakang guide berkode 110, di dalam hanging folder berkode 111, surat urutan ke 7 dari belakang. 
Sedangkan untuk prosedur penemuan kembali menggunakan sistem nomor dewey ini adalah sebagai berikut
  • Jika kode surat yang akan dicari sudah di ketahui, maka langsung cari saja pada tempat penyimpanannya.
  • Contoh: Arman akan mencari surat berkode 245.1. Maka ia akan mencari pada laci berkode 200, dibelakang guide berkode 240, dalam hanging folder 345, urutan surat ke 2 (2+1).
  • Ambil surat dari folder dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
  • Berikan kepada peminjam berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
  • Simpan lembar pinjam arsip (lembar 3) pada tickler file.
  • Sedangkan jika tidak mengetahui surat yang akan dicari, maka pergilah ke cardex untuk melihat kartu indeks. kemudian lihatlah kodenya dan carilah seperti cara yang diatas.
B. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)

Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000 sampai 10.000 arsip. Penomoran dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya. Pada sistem ini setiap koresponden diberi nomor kode sesuai dengan urutan yang berlaku pada Buku Nomor.

            Buku Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah digunakan sebagai nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama koresponden yang dapat deberi kode nomor adalah jika surat atas nama tersebut sudah lebih dari 5 surat. Tetapi jika belum mencapai 5 surat, maka belum ditulis pada buku nomor, surat diberi kode sementara dengan huruf C yang berarti file Campuran.

Untuk daftar klasifikasi nomor seri adalah sebagai berikut.
1 - 100 (kode laci)
      1 - 10 (kode guide
      11 - 20
      11 (kode hanging folder)
      12
      13
      14
      15
      16
      17
      18
      19
      20
101 - 200

Untuk jenis-jenis peraelatan dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Filing cabinet
            Satu laci filing cabinet dapat menampung sampai sebanyak 5.000 surat. Namun untuk mempermudah menyimpan dan mengambil arsip sebagiknya diisi dengan 3.500-4000 arsip. Berarti untuk menyimpan 10.000 surat diperlukan 3 laci filing cabinet (satu filing cabinet berlaci 3).

b) Guide
            Guide diperlukan sebagai pembatas, dibelakang guide ditempatkan beberapa folder, kurang lebih sepuluh folder. Satu folder berisi 25 lembar surat, berarti satu laci memuat 150 folder. Sehingga diperlukan 10 guide setiap laci.

c) Hanging Folder
            Satu laci butuh sekitar 150 hanging folder. Berarti dibutuhkan sekitar 450 hanging folder untuk menyimpan arsip sebanyak 10.000 lembar.

d) Kartu Indeks
            Kartu indeks dibuat sebanyak jumlah nama koresponden dari arsip yang disimpan. Jika jumlah surat dari satu koresponden sudah lebih dari 5, maka kode surat pada kartu indeks ditulis dengan kode nomor, tetapi jika belum diberi kode C.

e) Buku Nomor
Perhatikan buku nomor berikut

      Tanggal                    Nama                                         Nomor File
10 Januari 2013               Muhammad Galih Prasetyo          100
15 Februari 2013             Muhammad Aryo Wibisono         101
25 Maret 2013                Adinda Nur Aisyah                        102

Setelah peralatan untuk sistem ini tersedia maka langkah selanjutnya cara menyimpan arsip dengan sistem nomor seri ini adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas
b) mengindeks
            Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan mengindeks. Kemudian lihat kartu indeks nama tersebut pada laci cardex.
Setelah melihat kartu indeks akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu
  1. Jika kartu indeksnya belum ada berarti arsip tersebut adalah koresponden baru, sehingga perlu dibuat kartu indeksnya dan diberi kode C.
  2. Jika indeksnya ada dan berkode C, berarti nama tersebut jumlah arsipnya masih kurang dari 5 dan disimpan pada map campuran. Tidak perlu dibuatkan kartu indeks. Bila jumlahnya lebih dari 5 surat, maka arsip tersebut dikeluarkan dari map campuran dan ditempatkan pada map individu dan diberi kode nomor, kode C pada karu indeks dicoret dan diganti dengan kode nomor.
  3. Jika karu indeksnya ada dan bernomor, berarti arsip tersebut sudah lebih dari 5 surat dan berada pada map individu. Tidak perlu dibuatkan kartu indeksnya lagi.
c) Mengkode
            Beri surat sesuai dengan nomor pada buku nomor. Atau kode C, jika jumlahnya belum mencapai 5.
d) Mensortir
Kegiatan ini dilakukan jika surat dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
            Arsip ditempatkan pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode. Jika arsip berkode C, maka ditempatkan pada laci berkode C (Campuran). Tetapi jika kodenya adalah nomor, berarti ditempatkan pada laci yang berkode sesuai dengan nomor surat.
Contoh:
Arsip atas nama Ari Junaedi akan disimpan dengan sistem nomor seri. Maka herlina sebagai petugas arsip melakukan langkah-langkah berikut.
  • Mengindeks nama Ari Junaedi menjadi Junaedi, Ari.
  • Mengkode nama tersebut menjadi Ju.
  • Mencari pada karut indeks pada laci kode J, dibelakang guide Ju.
  • Lihat kode pada kartu indeks (kode 208).
  • Beri kode pada surat dengan kode 208.
  • Tempatkan arsip pada laci berkode 151-300, dibelakang guide 201-210, didalam hanging folder berkode 208, dan ditempatkan paling depan.

Untuk menemukan kembali arsip dengan menggunakan sistem ini, maka dapat dilakukan langkah sebagai berikut.
  • Cari kode nomor arsip tersebut jika sudah diketahui. Jika belum, dapat dilihat pada kartu indeks berapa nomor yang dimaksud.
  • cari arsip tersebut pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode nomor arsip tersebut.
  • Ambil arisp dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
  • Berikan pada peminjam arsip berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
  • Simpan lembar pinjam arsip (lembar 3) pada tickler file.

C. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor terminal digit
            Sistem penyimpanan arsip berdasarkan sistem terminal digit adalah sistem penyimpanan dan penemuan berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Nomor urut pada buku arsip dimulai pada nomor 0000 (4 digit), sehingga arsip yang bernomor 0000 adalah arsip yang pertama disimpan.

            Untuk paham sistem ini diperlukan konsentrasi yang tinggi, karena sistem ini sulit dipahami 
jika pertama kali membaca. Pada sistem ini penomoran ditentukan pada satu kelompok nomor yang mudah dibaca dari kanan ke kiri, yang dipisahkan dalam kelompok terdiri dari 2 - 3 nomor.

Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada sistem nomor terminal digit ini adalah sebagai berikut.
a) Filing Cabinet
Diperlukan 10 laci filing cabinet yang berkode
Laci 1 kodenya  00 - 09
Laci 2 kodenya  10 - 19
Laci 3 kodenya  20 - 29
Laci 4 kodenya  30 - 39
Laci 5 kodenya  40 - 49
Laci 6 kodenya  50 - 59
Laci 7 kodenya  60 - 69
Laci 8 kodenya  70 - 79
Laci 9 kodenya  80 - 89
Laci 10 kodenya  90 - 99

b) Guide
Setiap laci terdiri dari 10 Guide. Jika 10 laci berarti dibutuhkan 100 guide. Laci yang berkode 00-09, terdapat 10 guide yang berkode sebagai berikut.
Guide 1 kodenya  00
Guide 2 kodenya  01
Guide 3 kodenya  02
Guide 4 kodenya  03
Guide 5 kodenya  04
Guide 6 kodenya  05
Guide 7 kodenya  06
Guide 8 kodenya  07
Guide 9 kodenya  08
Guide 10 kodenya  09

c) Hanging Folder
Di belakang guide terdapat 10 hanging folder. Jika ada 100 guide berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder.
Guide yang berkode 00, terdapat hanging folder yang berkode sebagai berikut.
Hanging folder 1    kodenya   00/0
Hanging folder 2    kodenya   00/1
Hanging folder 3    kodenya   00/2
Hanging folder 4    kodenya   00/3
Hanging folder 5    kodenya   00/4
Hanging folder 6    kodenya   00/5
Hanging folder 7    kodenya   00/6
Hanging folder 8    kodenya   00/7
Hanging folder 9    kodenya   00/8
Hanging folder 10  kodenya   00/9


d) Kartu indeks

Setiap surat yang disimpan dibuatkan kartu indeksya

e) Buku Arsip
Buku arsip adalah yang digunakan untuk mencatat surat-surat yang akan disimpan sebagai arsip.
contoh.

NO.         Tanggal Simpan         Caption/Judul           No. Surat                    Hal. Surat              Ket.
0000          2 Jan 2014                         Andika                      -                      Lamaran kerja      
0001          7 Jan 2014                       PT Agung                 3/B/1/14                Tagihan          
0002          3 Feb 2014                       CV Aria                    4/C/1/14               Tagihan      


Untuk menyimpan arsip sistem nomor dapat dilakukan sebagai berikut.

a) Memeriksa Berkas
Berkas diperiksa tanda-tanda perintah penyimpanannya

b) Mengindeks
            Mengindeks dalam sistem terminal digit adalah membagi nomor arsip yang berasal dari buku arsip beberapa unit untuk menunjukkan letak/posisi dimana surat tersebut disimpan.
Jadi arsip yang akan disimpan terlebih dahulu dicatat dalam buku arsip untuk mendapatkan nomor urut penyimpanan yang sekaligus juga sebagai kode surat. Disamping itu jangan lupa dibuatkan kartu indeksnya.
Contoh kode surat 0456
Kode surat pada kartu indeks memiliki arti sebagai berikut.
Unit  I
Diambil dua angka dari urutan paling akhir (56), artinya menyatakan nomor laci (50-59) dan nomor guide (56).

Unit II
Satu angka setelah unit ke satu (4), artinya menyatakan urutan folder yang tersimpan dalam laci (56/4).

Unit III
Semua angka setelah unit 1 dan 2 (0), artinya menyatakan urutan warkat yang ada dalam folder +1.

Berarti warkat yang berkode 0456, dapat kita simpan pada laci berkode 50-59, guide 56, hanging folder 56/4, pada urutan surat ke 1.


c) Mengkode
            Menentukan kode berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Jika surat terakhir yang disimpan sudah mencapai nomor 1000, maka surat selanjutnya bernomor urut 1001, sehingga kode nomor surat tersebut 1001.

d) Mensortir
            Dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan dalam jumlah yang banyak.

e) Menempatkan
            Tempatkan arsip pada tempat penyimpanan yang sesuai dengan kode surat dan indeks dalam sistem terminal digit.

Untuk prosedur penemuan kembali dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
  • Tentukan kode surat yang ingin dicari
  • jika kode surat diketahui maka langsung ke tempat penyimpanan, tetapi jika kode surat tidak diketahui maka merujuklah pada kartu indeks.
  • cari arsip pada tempat penyimpanan sesuai dengan ketentuan pemberian kode.
  • ambil arsip jika sudah ditemukan, dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
  • berikan kepada peminjam arisp berikut dengan lembar pinjam arsip (lembar 2)
  • simpan lembar pinjam arisp (lembar 3) pada tickler file.




DAFTAR PUSTAKA

http://abidzare.wordpress.com/2009/06/23/5-sistem-pengarsipan/
Zulkifli amsyah,manajemen kearsipan,Jakarta,Pt.gramedia pustaka utama,199,hal.76
Loc.cit,hal 78
Loc.cit hlm.80
Loc.cit hlm.81
Loc.cit.hlm 85
http://abidzare.wordpress.com/2009/06/23/5-sistem-pengarsipan/
Modul Kearsipan, Sri Endang, DKK. Erlangga
Mengelola Sistem Kearsipan, Dewi Anggrawati, Armico











1 komentar: